Intuisi

“If something doesn’t feel right it probably isn’t, listen to your intuition..”

–unknown-

Mungkin tidak seperti pasangan pengantin baru pada umumnya, sejak merencanakan untuk menikah, bulan madu tidak masuk dalam list kami. Juli 2015 kami menikah di Jakarta, lalu dirayakan lagi di Lombok, NTB tempat dimana keluarga suami tinggal. Ketika itu terlintas dipikiran untuk jalan-jalan berdua di Lombok, namun takdir berkata lain. Jalan-jalan di Lombok dari satu Gili ke Gili lain di Lombok Timur kami lakukan bersama rombongan keluarga. Jadi batal sudah rencana berduaan.

November 2015
Saya dan suami melakukan perjalanan dengan jalur darat ke beberapa tempat di Jawa Tengah. Sebenarnya bukan karena untuk berbulan madu, tapi untuk menghadiri pernikahan sepupu suami di Salatiga. Ternyata tidak seperti perjalanan mudik jalur darat yang sering kali saya lakukan menjelang Lebaran, perjalanan kali ini rasanya cepat lelah dan pegal. Saya pikir 2 kaleng Radler dapat membantu untuk tetap melek menemani suami (sempat berpikir tiba-tiba “nanti kalau hamil nggak minum ini deh..”), tapi ternyata baru sampai Alas Roban saya sudah tepar.

  • Kota pertama tujuan kami adalah Kota Semarang, ini merupakan kota kelahiran dari Ibu Mertua. Jadi tujuan kami ke Kota Semarang yakni bertemu saudara besar suami sekaligus menjemput Ibu dan Bapak Mertua.
  • Yogyakarta menjadi tujuan kedua perjalanan kami, kali ini tidak hanya jalan berdua saja melainkan dengan Ibu dan Bapak Mertua. Ada beberapa urusan yang harus kami selesaikan di Yogyakarta, dan urusan penting saya adalah pijit shiatsu di tempat langganan saya dan suami, Griya Shiatsu Yogyakarta di Jalan Senopati (lagi-lagi saya sempat berpikir “kalau lagi hamil muda terus dipijat shiatsu, gimana jadinya ya?”).
  • Tempat ketiga tujuan kami adalah Salatiga, ini sebenarnya tujuan utama dari perjalanan kami untuk menghadiri acara pernikahan sepupu suami.
  • Setelah 2 hari 1 malam kami di Salatiga, perjalanan selanjutnya adalah Sragen. Kali ini tidak hanya berempat, tapi kami berenam. Cukup ramai.
  • Tempat terakhir kami adalah Solo, tempat keluarga besar saya berada. Sebelum sampai rumah, kami menyempatkan diri main ke Pondok Pesantren Modern Assalaam, tempat dimana suami menikmati masa-masa SMP-nya disana. Tidak jauh dari situ, kami sekalian mampir ke Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr.R Soeharso untuk memeriksakan keluhan tulang yang kami alami. Menurut hasil rontgen bahwa saya memiliki masalah di tulang panggul sebelah kiri, namun sayangnya Dokter masih belum bisa mendiagnosis sakit yang saya alami. Sebelum memeriksa lebih lanjut Dokter bertanya kepada saya “apakah sedang hamil?” Sebelum menjawab, ada keraguan dibenak saya, tiba-tiba saya merasa kalau saya sedang hamil, tapi karena belum terbukti dari test pack jadi saya menjawab kalau tidak hamil. Lalu Dokter tersebut melakukan beberapa penekanan di kedua pinggul saya. Sakit rasanya.
  • Setelah kurang lebih seminggu perjalanan, sambil kembali ke Jakarta, tidak lupa kami mampir ke Tegal untuk mencicipi kuliner kambing muda rekomendasi dari teman. Saya dan suami memang menyukai makanan yang berasal dari kambing. Sebenarnya ketika berangkat kemarin kami sempat mampir ke Rumah Makan langganan keluarga saya di Brebes, Rumah Makan Ohio Sate Kambing Muda dan ketika perjalanan pulang kami mencicipi Sate Batibul (Bang Awi) di Tegal. Sebenarnya lokasi dari Sate Batibul ini tidaklah susah, namun karena kami belum pernah kesana dan menggunakan petunjuk dari Google Map, maka nyasarlah mobil kami sampai di tengah sawah dengan kondisi jalan yang seperti sedang off road. Akhirnya kami kapok pakai Google Map! Thanks.

Sama seperti ketika berangkat, kondisi badan saya ketika perjalanan pulang tidak jauh lebih baik. Saya sempat tepar dan muntah di Rest Area Tol Cipali, saya pikir kalau sedang masuk angin karena saat itu waktu menunjukan tengah malam.

Desember 2015
Aplikasi Period Diary di smartphone menunjukan bahwa saya telat 2 minggu dari jadwal seharusnya saya menstruasi. Nah…jangan-jangan saya hamil!! Akhirnya saya memutuskan untuk menggunakan test pack, dan ternyata dua garis terlihat menandakan kalau saya positif hamil. Tapi masa iya? Selang beberapa hari, saya mencoba menggunakan test pack untuk kedua kalinya. Dan ternyata dua garis lagi yang muncul. Saya hamil.

Dari sebelum menikah saya sudah membuat beberapa kesepakatan dengan calon suami (ketika itu), salah duanya mengenai tenaga kesehatan yang saya pilih ketika hamil dan metode kontrasepsi. Jadi, kami memeriksakan kondisi kehamilan saya pertama kali di Puskesmas (dengan fasilitas JKN). Di situ dinyatakan bahwa usia kehamilan saya sudah masuk 6 minggu. Whats!! Ada rasa senang campur menyesal yang dirasakan ketika itu. Senang karena ada kehidupan di rahim saya dimana hal ini sama sekali belum pernah dibayangkan, dan rasa menyesal dengan apa yang saya lakukan dan abai dengan beberapa firasat pikiran-pikiran saya.

Berarti saya sempat mengonsumsi Radler 2 kaleng, pijit shiatsu, abai dengan perasaan saya ketika ditanya Dokter, dan konsumsi sate kambing. Itu semua saya lakukan ketika usia kehamilan kurang dari 6 minggu??

Nak, maafkan Ibu yang belum peka dengan cara kamu berkomunikasi. Meskipun beberapa kali mencoba masuk ke pikiran dan perasaan tentang kehamilan tapi tetap abai. Sekali lagi Ibu minta maaf. Sehat selalu untukmu di rahim Ibu.

Love you.

Share: