Berbagi Cinta di Lingkaran Ibu

Menjadi Ibu merupakan bagian dari proses hidup luar biasa yang saya alami. Mencoba mulai berdamai dengan masa lalu, demi mengenal dan mencintai diri sendiri. Karena menurut saya, dengan mencintai diri sendiri dan membuat diri bahagia akan dapat menularkan kebahagiaan itu ke orang lain, khususnya keluarga. Untuk itu saya memutuskan untuk mengikuti Lingkaran Ibu, mencoba untuk release dengan apa yang saya rasakan saat itu.

Di akhir April, saya menjadi bagian dari Lingkaran Ibu vol. 4. Bagi saya yang sepertinya introvert, bercerita mengenai motherhood journey kepada orang lain bukan hal yang mudah, butuh keberanian yang luar biasa untuknya. Dalam perjalanan menuju lokasi acara Lingkaran Ibu, otak saya sudah dipenuhi berbagai macam pikiran yang membuat saya menjadi khawatir, apa yang akan saya ceritakan nanti? Saya takut kalau cerita saya memalukan, saya merasa takut dicemooh ketika bercerita, dan kekhawatiran lainnya. Pergulatan batin saya dimulai saat itu, mencoba memilah-milah kata yang akan saya rangkai menjadi cerita saya, ternyata tidak mudah. Emosi menguasai saat itu.

Di sudut ruang terbuka di Club Kembang – Kemang, saya duduk melingkar bersama perempuan lainnya. Kami mengelilingi bunga-bunga yang ditata apik oleh Tim Lingkaran Ibu. Menurut saya, tempat dan suasana yang diciptakan mendukung membuat saya merasa nyaman.

Sebelum dimulai, seorang perempuan yang sejak awal sangat ramah mulai memperkenalkan diri dan menjelaskan acara ini. Ternyata ia yang memandu acara, Ashtra namanya. Setelah itu peserta acara ini diminta untuk memperkenalkan diri satu persatu sambil memakai pita bunga yang melingkar di kepala dan menyalakan lilin kecil yang menandakan bahwa kami siap untuk berbagi cerita dengan perempuan lainnya.

Ashtra, Intan, Melati, Veronica, Nucha dan saya dalam lingkaran yang penuh cinta dan kasih sayang, kami mulai bercerita satu persatu. Saat itu juga saya merasa khusyuk dalam prosesnya. Sampai-sampai, ketika saya mendapatkan giliran untuk bercerita, semua yang saya katakan mengalir begitu saja. Sepertinya sangat berbeda seperti kata-kata yang saya susun sebelumnya. Tidak hanya mulut saja yang bercerita, karena saya juga merasakan tubuh saya bercerita, saya merasa jantung berdegub kencang, badan gemetaran dan air mata mulai tak terbendung. Ashtra mulai mengusap punggung saya, dan Melati juga mendekat dan memeluk saya. Cerita saya selesai, lilin kecil pun sudah saya tiup agar padam. Energi saya banyak keluar, menyebabkan tubuh menjadi cepat lelah bahkan kepala kliyengan.

Saya mendapatkan kekuatan cinta di acara ini, di sini kami membicarakan perasaan, ketakutan, marah, dan kekuatan dalam satu ruangan yang saling mendukung, tanpa menghakimi. Tidak ada satu perempuan pun yang memotong pembicaraan dari perempuan lain ketika bercerita, apalagi saling menghakimi, yang ada kami hanya saling mendengar dan saling menguatkan satu sama lain. Saya melihat bahwa memang tidak ada manusia yang sempurna, dan you are not alone dalam menghadapi permasalahan hidup. Dan saya menyadari bahwa ternyata selama ini saya hanya perlu didukung, didengarkan, dan dikuatkan oleh sesama perempuan tanpa dihakimi atau diberikan beribu-ribu saran yang sebenarnya tidak saya perlukan.

Ashtra memandu acara ini dengan sangat luar biasa, ia membimbing saya untuk menemukan diri ini seutuhnya. Karena seringkali saya lupa untuk mencintai diri sendiri, lupa untuk memaafkan diri sendiri, dan lupa bahwa ada hal-hal baik pada diri ini. Ashtra gave us the light and illuminate the path, ia memandu saya untuk dapat melihat kembali ke dalam diri, bahwa saya berharga, bahwa saya memiliki segala kebaikan dari seorang manusia.

Saya mulai bisa berdamai dengan diri sendiri. Saya ingat apa yang dikatakan Ashtra bahwa “Kita boleh punya rencana, tetapi jika tidak bisa terwujud ya sudah tidak apa-apa. Karena semua sudah diatur oleh semesta, dan jika waktunya sudah tepat, kita akan sampai pada titik tersebut. Mungkin saat ini memang semuanya terasa seperti melambat, namun akan ada waktu dimana kita akan melesat lebih cepat, bahkan lebih cepat dari sebelumnya.”

Terima kasih teman-teman, telah membuka mata, hati, dan telingan untuk cerita saya.

Berbagi Cinta di Lingkaran Ibu


Jika tertarik untuk mengikuti Lingkaran Ibu, silahkan follow Instagram:
Ig: @ashtradymach
Ig: @haloibu.id

Share: