Bermain Kain dengan Goresan Malam

06:00 am, suara alarm tiba-tiba nyaring terdengar di samping telinga kanan saya. Sungguh malas sebenarnya untuk bangun pagi di hari Minggu, memulai aktivitas menuju lokasi yang berada kira-kira 22 kilometer dari tempat dimana saya masih berselimut. Dan mandi pagi adalah kemalasan kedua setelah bangun pagi.

Lima teguk air putih, mengenakan jaket, mencangklong tas, naik di jok belakang kendaraan roda dua, dan memulai perjalanan menuju kawasan Jakarta Selatan. Kurang lebih 1 ½ jam perjalanan, cukup lenggang untuk ukuran jalanan Jakarta di Minggu pagi.

“Ini tempatnya.” ucap saya ketika tiba di tempat tujuan untuk memberikan informasi ke pengendara karena sudah sampai di lokasi yang saya tuju. Sebuah bangunan berbentuk rumah dengan tulisan “Omah Sendok Warisan Kuliner Indonesia” di sebuah dinding yang sengaja dibuat khusus untuk menempatkan tulisan tersebut. Saya turun dan langsung berjalan di sebelah kiri dari sebuah bangunan rumah yang menuju sisi luar rumah dan kolam renang.

Di situ saya sudah disambut oleh seorang perempuan yang memakai kebaya hijau dan jarit bawahan dari kain batik, dengan rambut beruban yang dibuat konde sederhana. Sambil melihat di sekitar, ternyata sudah ada sekitar 10 orang yang datang. Berjalan memasuki deretan tempat yang sudah disediakan, kursi kayu dengan pemandangan kolam renanglah yang saya pilih untuk ditempati. Sepuluh menit berlalu, orang-orang yang hadir mulai bertambah satu per satu. Ketika jumlah orang yang hadir dirasa sudah mewakili seluruh nama-nama yang tertera di selembar kertas, acara pun dimulai.

“Selamat pagi semuanya, perkenalkan nama saya Indra Tjahjani . . . ” sapa perempuan berkebaya hijau kepada para peserta workshop batik.

Perempuan yang disapa dengan Ibu Indra ini adalah seorang pensiunan PNS yang saat ini berprofesi sebagai dosen di Jakarta, dan merupakan penginisiasi terbentuknya workshop batik yang dikenal dengan nama “Mbatikyuuuk”, sebuah kegiatan belajar membatik dengan durasi waktu antara 2 sampai 3 jam. Cukup dengan membayar kurang dari Rp. 150.00,- saya bisa belajar membatik dengan peralatan yang sudah disediakan dan nantinya hasil karya batik saya bisa dibawa pulang. Sungguh menyenangkan.

Sebelum praktik membatik dimulai, Ibu Indra terlebih dahulu menjelaskan mengenai sejarah singkat batik, filsafat batik, jenis dan bahan batik, proses batik, serta tips dalam memilih corak batik atau bagaimana menggunakan batik dengan benar.

Saya baru tahu bahwa yang dikatakan kain batik itu adalah kain bergambar yang proses pembuatannya dengan menuliskan malam pada kain. Malam merupakan lilin yang bahan pembuatannya menggunakan ekskresi dari tumbuh-tumbuhan. Ramuan untuk membuat malam dari pembatik satu dengan pembatik lainnya biasanya berbeda. Tanpa menggunakan malam kain tersebut tidak dapat dikatakan sebagai kain batik, namun kain bermotif batik.

Penjelasan yang menarik bagi saya yakni mengenai corak batik. Meskipun sebelumnya saya pernah mendapatkan informasi seperti itu ketika berkunjung ke Museum Ullen Sentalu yang terletak di daerah Kaliurang, Yogyakarta ini menampilkan budaya dan kehidupan para bangsawan Jawa beserta koleksi batiknya.corak batik

Corak Batik
Dari sini saya tahu bahwa corak batik pun memiliki arti yang berbeda-beda, meskipun saat ini banyak sekali corak batik yang ditawarkan di pasaran. Seperti yang saya ingat itu:

  • Batik Sido Mukti, biasanya batik ini digunakan untuk busana pengantin dalam upacara pernikahan. Awalan Sido yang memiliki arti harapan sehingga si pengantin mempunyai harapan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.
  • Batik Saudagaran, batik dengan corak larangan yang dibuat oleh seniman saudagar untuk menciptakan corak batik baru yang sesuai dengan selera masyarakat dan batik ini dapat dipakai oleh masyarakat umum.
  • Batik Tambal, biasanya batik ini digunakan untuk membantu penyembuhan seseorang yang sedang sakit dengan cara menyelimuti orang yang sakit tersebut dengan kain batik corak tambal.
  • Batik Parang Kusumo, biasanya batik corak ini dilarang jika digunakan oleh orang “biasa” yang bukan dari keluarga kraton.
  • Batik Sekar Jagad, katanya orang yang menggunakan batik ini kecantikannya akan terlihat berkali-kali lipat, karena corak batik ini mengandung makna kecantikan.
  • Batik Cuwiri, biasanya digunakan pada saat upacara mitoni (tujuh bulanan kehamilan).

Ibu Indra menjelaskan bahwa batik dibagi menjadi dua, yaitu batik pedalaman dan batik pesisir. Perbedaan yang menonjol dari keduanya itu di warna, karena kalau dilihat warna batik pesisir lebih cerah dan warna-warni dibandingkan batik pedalaman yang menonjolkan sisi warna elegan.

Proses Membatik
Setelah selesai dengan penjelasannya, Ibu Indra meminta para peserta untuk praktik membatik dengan membagikan kain putih seukuran sapu tangan yang sudah diberi gambar menggunakan pensil oleh suami Ibu Indra. Saya mendapat kain yang bergambar burung terbang. Proses mencanting diawali dengan mencelupkan canting ke dalam wadah berbentuk wajan kecil dimana terdapat cairan malam yang sedang dipanaskan. Canting ini merupakan alat tulis yang dipakai untuk membatik yang terbuat dari kayu/bambu untuk bagian pegangannya dan tempaga untuk bagian kepalanya. Di bagian kepalanya ada wadah untuk menampung malam yang dihibungkan dengan saluran kecil berbentuk seperti ujung pensil mekanik versi besar tempat cairan malam keluar. Tidak perlu mengisi penuh wadah canting dengan cairan malam, cukup mengambil sedikit malam lalu posisikan canting arah diagonal dengan kepala canting di sisi atas. Menurut Ibu Indra, tidak perlu meniup canting seperti para pembantik yang sudah ahli lainnya, karena dikhawatirkan ketika ditiup cairan yang ada di dalam wadah canting jadi muncrat, dan diusahakan untuk tidak mendiamkan malam terlalu lama karena akan kering.

Disinilah proses mencanting terjadi, tetesan malam digoreskan di atas kain dengan mengikuti gambar yang sudah ada. Disela-sela para peserta workshop batik sedang mencanting, Ibu Indra bercerita bahwa sebelum membatik para seniman batik melalukan sebuah ritual budaya. Contohnya di Jawa, ritual budaya tersebut dilakukan dengan puasa, kegiatan ini dilakukan untuk menahan hawa nafsu, sehingga ketika membatik diharapkan memiliki kekuatan yang stabil agar dapat menghasilkan sebuah karya yang beraura. Ketika sedang membatik, seniman batik juga menembang sebuah karya sastra puisi Jawa.

15 menit berselang, tangan saya mulai gemetaran, mungkin karena baru pertama kali membatik dan khawatir cairan malam akan tumpah dari wadahnya. Kalau kita melihat dari para seniman batik, sepertinya proses mencanting adalah proses yang mudah, padahal ini proses yang cukup sulit apalagi bagi pemula. Musti mengatur malam supaya tidak keluar dan menetes, dan tebal-tipisnya goresan.

“Yah netes!” ujar saya.

Ternyata kekhawatiran saya benar terjadi, setetes demi setetes cairan malam jatuh di kain yang bukan pada tempat saya menggambar. Sepertinya cairan tersebut menetes dari lubang kecil yang berada di antara wadah dan jarum canting. Tidak hanya saya saja yang mengalaminya, karena ternyata semua peserta mengalami hal yang serupa. Ibu Indra menghibur kami dengan mengatakan bahwa tidak akan berpengaruh pada hasilnya nanti, biarkan saja.

Selesai menebalkan corak kain dengan malam pada sisi depan dan belakang, lalu proses selanjutnya dengan mencuci kain tersebut. Ada 3 wadah plastik berbentuk persegi yang diisi dengan cairan yang berbeda, saya lupa apa nama cairannya, ada cairan yang digunakan untuk memperkuat warna dan cairan warna. Lalu setelah dicelupkan ke dalam 3 wadah yang berisi cairan secara berurutan, kain lalu dimasukan ke dalam wadah panci yang berukuran sedang. Proses tersebut adalah proses menghilangkan malam dari kain dengan merebusnya di dalam air panas yang saat itu sedang mendidih. Tidak perlu waktu lama untuk merebus kain, mungkin sekitar 1-2 menit. Proses terakhir sebelum dijemur yakni dengan membersihkan kain yang sudah diambil dari rebusan di panci ke dalam wadah berbentuk ember untuk dibersihkan. Karena cuaca saat itu sedang terik dan ukuran kain juga kecil, jadi tidak perlu waktu lama untuk menjemurnya.batikMonggo dicoba belajar membatiknya 😉

Share: