“… Kita tidak hidup di zaman kita saja; kita membawa serta sejarah di dalam diri kita. Jangan lupa bahwa segala sesuatu yang kamu lihat di ruangan ini dulunya pernah baru. Boneka kayu kuno dari abad keenam belas itu dulu mungkin dibuat untuk ulang tahun seorang gadis berusia lima tahun. Oleh kakeknya yang sudah tua, mungkin… lalu dia beranjak remaja, lalu dewasa, dan kemudian dia menikah. Mungkin dia pun mempunyai seorang puteri sendiri dan memberikan boneka itu kepadanya. Dia bertambah tua, dan suatu hari dia meninggal. Meskipun dia berumur sangat panjang, suatu hari dia berpulang dan menghilang. Dan dia tidak akan pernah kembali. Sesungguhnya dia datang ke sini hanya untuk kunjungan singkat. Tapi bonekanya – yah, itulah dia di atas rak.”
“Segalanya kedengaran menyedihkan dan serius jika Anda berbicara seperti itu.”
“Hidup itu memang menyedihkan dan serius. Kita dibiarkan memasuki dunia yang indah, kita bertemu satu sama lain di sini, saling menyapa – dan berkelana bersama untuk sejenak. Lali kita saling kehilangan dan lenyap dengan cara yang sama mendadaknya dan sama tidak masuk akalnya seperti ketika kita datang.”
Kutipan dari Dunia Sophie hal.217 karya Jostein Gaarder.
Refleksi diri saya selama 27 tahun diberi dan menikmati kehidupan. Alberto benar, bahwa kita tidak boleh membiarkan diri tersapu oleh gelombang pasang sejarah,… Sebagian dari kita harus bertahan agat dapat mengumpulkan apa yang telah ditinggalkan di sepanjang tepian sungai. Terima kasih untuk orang-orang yang pernah singgah maupun yang masih berada di kehidupan saya. Dan selamat datang untuk para tamu di kehidupan saya. Let’s make a (hi)story. 😉