Birth Partner Class

Ini adalah pengalaman pertama saya untuk merasakan hamil, ketika itu saya baru tahu kalau saya hamil di usia kandungan 6 minggu. Ditandai dengan telat menstruasi, perubahan bentuk tubuh, dan ketika di tes dengan testpack ternyata benar adanya bahwa saya hamil. Ketika itu untuk memastikan kehamilan, saya sampai menggunakan dua testpack, dan hasilnya sama.
Saya memiliki teman seorang Dosen Kebidanan yang saat itu bercerita kepada saya tentang persalinan secara gentle birth, dia menyuruh saya untuk melihat video-video penjelasan dari Dee (Dewi Lestari) di Youtube untuk lebih jelasnya. Berkat cerita dari teman saya tersebut, membuat saya merasa “jatuh cinta” dengan gentle birth. Ini yang membuat saya dari jauh-jauh hari sebelum hamil bahkan dari sebelum nikah, saya sudah memiliki keinginan ingin melahirkan seperti apa. Karena sudah memiliki bayangan persalinannya yang diinginkan, ketika tahu bahwa hamil dan saya bercerita tentang kehamilan dan rencana persalinan yang saya inginkan kepada suami, syukur alhamdulillah suami menyetujui dan sangat membantu persiapannya. Lalu, apa saja persiapan yang saya lakukan untuk menyambut buah hati?
Pemberdayaan diri dengan belajar tentang gentle birth, seperti mengikuti kelas-kelas dan membaca buku-buku yang mendukung pembelajaran.

Baca juga: Cerita Kehamilan Pertama: Memilih Pendamping Persalinan

Seminar
Saya mengikuti seminar-seminar dengan membagi menjadi empat (4) tahap sesuai usia kandungan, seperti:

  • Trimester I

Birth Partner Class (Partner Comfort Measure)
Persiapan persalinan bukan saja hanya tugas calon Ibu, namun calon Bapak juga memiliki peranan yang sangat penting agar proses kehamilan dan melahirkan berjalan sesuai dengan yang diharapkan karena proses tersebut membutuhkan persiapan fisik, mental dan kerjasama keduanya. Acara yang diadakan oleh We Mom dan ‘Café’ Female Radar Bogor ini membahas tentang “birth dream”; teknik menyamankan tubuh; dan mini yoga. Hal ini bertujuan agar menciptakan pengalaman dan memori persalinan yang nyaman, aman dan bahagia.

Gentle Birth Balance Class
Sejak mengikuti Instagram dari Bidan Kita, saya jadi tertarik untuk belajar bersama Mbak Yesie Aprilia secara langsung. Syukurnya saya dan suami diberi kesempatan untuk mengikuti kelas yang beliau adakan bekerjasama dengan Budhe Erie yang saat itu menjadi Bidan saya. Kami banyak sekali belajar dan mendapatkan informasi mengenai gentle birth dari ahlinya. Beruntung kami mendapat kesempatan belajar bersamanya.

Gentle Birth Balance Class

  • Trimester II

Setelah mempersiapkan ilmu persalinan gentle birth melalui kelas-kelas yang kami hadiri di trimester pertama, di trimester kedua ini saya hanya isi dengan pemberdayaan diri melalui membaca buku-buku yang terkait dengan gentle birth dan water birth. Menurut saya, di trimester dua ini saatnya saya belajar mengenai persiapan menyusui. Sengaja saya pilih belajar ini di trimester dua karena memasuki trimester ini energi saya sudah berkurang tidak seperti di trimester pertama yang masih lincah kesana-kemari, dan saya harus belajar jauh-jauh hari tentang menyusui agar tidak mepet dengan bulan-bulan menuju persalinan.

Kelas Persiapan Menyusui
Kami mengikuti kelas persiapan menyusui di KLASI yang diadakan oleh YOP (Yayasan Orang tua Peduli). Ikut kelas ini menurut saya banyak sekali manfaatnya, apalagi akan saya praktikan langsung. Ilmu yang dipelajari mulai dari persiapan menyusui, IMD (Inisiasi Menyusu Dini), masalah-masalah pada menyusui, dan manajemen ASI perah. Alhamdulillah pada praktiknya saya tidak terlalu mengalami kesulitan dan tidak menjadi “baper” dengan omongan/nyinyiran, dan mitos-mitos di sekitar ketika menyusui.

  • Trimester III

Di trimester ini kegiatan pemberdayaan diri yang saya lakukan lebih pada membaca buku-buku yang mendukung persalinan dan menyusui lancar, dan persiapan mental untuk persalinan dan merawat anak. Menurut saya, di trimester akhir ini kami harus membekali diri dengan ilmu-ilmu tentang parenting guna mempersiapkan mental menghadapi kehadiran anak dan hubungan dengan orang-orang di sekitar khususnya kakek dan neneknya.

Parenting Class bersama Tiga Generasi
Kami berkesempatan menghadiri kelas parenting #OrtuJadiTau bersama Tiga Generasi yang bekerjasama dengan Mums & Babes dan Blibli.com. Di kelas parenting ini memiliki beberapa topik yang dibagi ke dalam kelas-kelas kecil dengan tema:
Kelas 1: “Mendisiplinkan Anak Sejak Bayi, Bisa Nggak Ya?”
Kelas 2: “Tetap Tenang Hadapi Gerakan Tutup Mulut”
Kelas 3: “Membuat MPASI Jadi (MP) ASIK”
Peserta diwajibkan memilih kelas mana yang nantinya akan diikuti, saat itu kami memilih untuk mengikuti kelas “Mendisiplinkan Anak Sejak Bayi, Bisa Nggak Ya?”. Selain itu ada juga kelas besar dengan topik “Mengasuh Bareng Kakek-Nenek, Siapa Takut?”. Acara ini membuka mata saya bahwa parenting itu “sangat berwarna”, hahahha…

Saya juga membaca buku-buku karangan Mbak Yesie Aprilia untuk mendukung persalinan sesuai impian saya, seperti buku:

Siapa Bilang Melahirkan itu Sakit?
Buku ini bagus, karena membuat pikiran pembaca selalu positif terkait dengan persalinan. Sugesti-sugesti yang ada di dalamnya benar-benar bermanfaat ketika saya melahirkan.

Siapa Bilang Melahirkan itu Sakit?

Gentle Birth Balance
Meskipun sudah mengikuti kelasnya, namun rasanya kurang lengkap kalau tidak membaca bukunya. Buku ini menjelaskanmengenai filosofi gentle birth, persalinan yang dilakukan orang-orang terdahulu, persiapan gentle birth, dan lain-lain. Selain membuka mata saya mengenai apa dan seperti apa itu gentle birth, berkat buku ini saya dapat melahirkan sesuai yang diharapkan.

Art of Water Birth
Sebagai pelengkap karena saya ingin melahirkan dengan metode water birth, maka saya juga membaca buku ini. Untuk orang-orang yang ingin melahirkan water birth, menurut saya buku ini sangatmembantu untuk mengetahui fislosofi water birth agar tahu mengapa melakukan water birth, dan persiapan-persiapan yang dilakukan untuk persalinan water birth.

Saya berpendapat bahwa untuk bisa melahirkan sesuai dengan impian bukan suatu hal yang mudah dan instan, banyak persiapan dan pemberdayaan diri yang harus dilakukan. Setelah berusaha semaksimal mungkin sesuai kapasitas diri, tidak lupa untuk selalu ikhtiar dengan mempercayakan segala yang terbaik menjadi keputusan NYA 🙂

Share: