Berawal dari diskusi random mengenai pengasuhan para Ibu muda di salah satu grup telegram, dimana Ibu-ibu tersebut merasa bingung dalam pengasuhan terhadap anak. Tentang bagaimana cara mendisiplinkan anak, cara mendidik anak, bahkan cara mengatur emosi terhadap anak, yang biasanya dilakukan dengan berteriak atau yelling. Banyak artikel yang menjelaskan bahwa yelling akan berdampak buruk terhadap psikologis anak, namun kadangkala orang tua merasa keceplosan atau reflek ketika terbawa emosi dalam menghadapi anak.
Di sini saya tidak akan bercerita panjang lebar mengenai efek melakukan yelling ke anak, karena sudah banyak artikel bahkan juga riset terkait hal ini. Sila googling sendiri ya 😉
Kita seringkali terpancing emosi ketika menghadapi polah tingkah anak, saya pun pernah melakukan yelling terhadap anak. Menyesalkah? Pastinya iya, apalagi hal tersebut saya lakukan dengan ketidaksengajaan. Lalu, bagaimana caranya untuk mengurangi yelling ke anak? Nah, ini yang akan saya ceritakan dari diskusi saya dan teman-teman di salah satu grup telegram.
Namanya “The Orange Rhino’s Challenge!!”
Rhinos are tenacious and vigorous animals who are naturally peaceful, but display aggressive behaviour when provoked.
Akhirnya dari diskusi tersebut awalnya terkumpul sekitar 70-an orang yang ingin ikut melakukan tantangan ini. Namun dengan adanya seleksi alam yang tertinggal hanya 25. 365 Days without Yelling adalah nama grup telegram kami. Anggota grup diminta untuk tidak melakukan yelling terhadap semua orang selama 365 hari. Hal ini dilakukan agar kami terbiasa untuk lebih sabar dan tidak melakukan yelling ke siapa pun, khususnya pada keluarga.
Can I raise my voice? or what if I accidentally snap, does that count as yelling? or what about in case of emergencies? Memang dibutuhkan keterangan atau penjelasan untuk mengetahui derajat yelling, maka dari itu The Orange Rhino sudah membuat yang namanya “yelling meter”.
The Orange Rhino’s Yelling Meter
0 – The everyday voice. Nada bicara yang kita ucapkan ketika suasana hati sedang senang/bahagia.
1 – The whisper. Bisikan.
2 – The re-direct voice. Nada suara yang jelas, penuh kasih, sabar dan lembut.
3 – The firm voice (potentially raised). Nada bicara yang tegas, dengan sedikit ditinggikan namun tetap tenang dan dilontarkan tanpa perasaan bersalah.
4 – The “oopsie” snap. Reaksi spontan ketika anak mengarah ke situasi berbahaya, seperti berlari ke arah mobil yang sedang berjalan, memegang benda panas, berada di tempat tinggi dengan kemungkinan terjatuh, dan sebagainya. Sebenarnya teriakan ini dilontarkan untuk menarik perhatian anak agar berhenti melakukan yang sedang mereka lakukan.
5 – The nasty snap. Bentakan singkat, namun penuh “racun”.
6 – The yell. Teriakan yang keras dan kejam. Indikatornya yakni air mata anak, anak berteriak balik atay sorot mata kebencian dari anak.
7 – The raging scream. Ketika kita berteriak histeris dan mengeluarkan kata-kata yang jahat. Ditandai dengan badan menjadi gemetar, sulit mengendalikan diri, menghasilkan rasa bersalah dan malu setelah melakukannya.
Peraturan
Pandungan untuk melakukan tantangan ini yaitu dengan tidak yelling selama 365 hari secara berturut-turut. Jika saya berteriak, maka saya kembali pada hari ke 0. Jika saya melakukan raging scream, maka saya kembali pada hari ke -2, dan sebagainya. Tetapi “the firm voice” atau suara tegas dan “oopsie snap” diizinkan jika dalam keadaan darurat.
- Nada bicara harus tetap pada level 0 – 4 (lihat di yelling meter) selama 265 hari, atau setahun penuh.
- Jika level 5 – 6 dilakukan, makan akan dihitung kembali pada hari ke 0.
- Jika level 8 dilakukan, maka akan dihitung kembali pada hari ke -2 (berlaku kelipatan).
- Check point pertama ada di hari ke 21, yang artinya anggota telah berhasil melewati proses habituasi.
- Jika setelah hari ke 21 anggota melakukan yelling di level 5 – 7, maka dihitung kembali pada hari ke 21. Jika setelah hari ke 21 anggota melakukan yelling di level 7, maka hitungan kembali pada hari ke 0.
- Anggota diwajibkan untuk mengisi laporan harian setiap harinya.
- Jika anggota selama 3 hari berturut-turut tidak melapor, maka akan diperingatkan, tetapi jika tidak merespon di hari ke 4 maka anggota akan dikeluarkan dari grup.
Kunci keberhasilan tantangan/challenge ini adalah kejujuran, komitmen dan konsistensi. Jadi jika sejak awal tidak memiliki ketiga hal tersebut, maka harap dengan sukarela meninggalkan grup tersebut.
Jadi, The Orange Rhino’s Challenge yang saya dan teman-teman grup ikuti secara garis besarnya adalah setahun penuh tanpa bentakan/teriakan/hukuman fisik pada semua orang khususnya anggota keluarga. Di keluarga hal ini dilakukan demi menjaga “kewarasan” seisi rumah, karena kita tidak tahu dampak bentakan/teriakan/hukuman fisik yang kita lakukan akan berakibat fatal khususnya pada anak-anak apalagi yang masih dalam kategori golden age.
I want to be a mom who has the energy and determination to forge ahead and parent with more composure and warmth and without the yelling!
So, tertarik untuk ikutan challenge ini? 😉
Yelling less and loving more <3
[…] Baca Selengkapnya […]
Keren banget nih, mom, programnya. Pengen ikutan. Ada lagi nggak ya?
kurang tau mom kalau sekarang ini, itu soalnya aku pas ikut waktu 2017-2018, tapi kalau mau coba sendiri bisa sih, heheheh…