“Kapan waktu yang tepat untuk mengajak anak ke dokter gigi?”
Setiap orang tua pasti punya jawaban yang berbeda-beda. Kalau saya, awalnya berencana mengajak Banyu ke dokter gigi setelah gigi pertamanya muncul, tapi ternyata baru sempat mengajaknya ketika berusia 16 bulan dimana sudah lebih dari 10 gigi yang tumbuh. Tetapi karena hanya berkunjung ke Puskesmas tingkat kelurahan, jangankan giginya diperiksa, dilihat saja tidak. Oleh-oleh yang saya dapat dari dokter gigi di Puskesmas hanya wajengan untuk membersihkan gigi anak setiap pagi dan malam dengan handuk hangat. Padahal, rutinitas menggosok gigi sudah saya lakukan sejak newborn, dengan menggunakan finger toothbrush.
Kunjungan yang sama sekali tidak memuaskan menurut saya. Sampai akhirnya ketika berkunjung ke Jakarta, saya kembali berencana untuk mengajak Banyu ke dokter gigi. Rencana saya disambut baik oleh Mas Danu, apalagi rencana saya mengajak Banyu ke dokter gigi sudah jelas tujuan klinik yang akan didatangi dan akan konsultasi dengan dokter siapa.
Memilih Tempat dan Dokter Gigi
Saya termasuk orang yang “rewel” dalam memilih dokter, banyak sekali pertimbangan jika ingin berkunjung ke dokter. Namun kali ini saya tidak mencari rekomendasi sana sini mengenai tempat dan dokter gigi yang bagus. Pilihan saya berkunjung ke Palapa Dentist karena di sana ada dokter gigi dengan spesialis gigi anak dan dokter tersebut adalah teman saya sejak SMP. (yaa…begitulah pertemanan 😀 ) Selain karena sudah kenal sejak lama, ternyata drg. Annisa Rizky Amalia. Sp.KGA juga terkenal di kalangan mommy mommy jaman now!! Proud, Cha 😉
Sebelum Banyu diperiksa, karena ini pertama kalinya Banyu benar-benar diperiksa oleh dokter gigi, maka saya diajarkan mengenai cara mendudukan anak supaya nyaman saat diperiksa karena Banyu belum bisa dilepas untuk duduk di kursi sendiri. Ketika diperiksa, ternyata oleh dokter ditemukan adanya enamel hypoplasia pada dua gigi seri Banyu, yang ditandai dengan adanya bintik-bintik berwarna cokelat yang agak melekuk dan terdapat juga perubahan warna pada gigi disebelahnya.
Apa itu Enamel Hypoplasia
Enamel hypoplasia adalah gangguan pada enamel (email) yang ditandai dengan tidak
lengkap atau tidak sempurnanya pembentukan enamel. Hal ini dapat terjadi pada gigi susu maupun gigi tetap. Karakteristik dari enamel hypoplasia ini bisa dilihat dari tampilan gigi, seperti adanya perubahan warna atau bintik-bintik atau melekuk pada gigi, adanya area yang kasar atau lubang dipermukaan enamel. Pada keadaan yang lebih parah dijumpai adanya guratan lubang yang dalam dan tersusun secara horizontal pada permukaan gigi.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya enamel hypoplasia pada anak, yaitu:
- Gangguan genetik (herediter);
- Trauma gigi atau cidera rahang;
- Paparan bahan kimia beracun selama masa kehamilan atau bayi;
- Infeksi atau penyakit selama kehamilan;
- Ibu yang merokok;
- Hipoksia (kekurangan oksigen ke jaringan tubuh);
- Hipokalsemia;
- Persalinan yang prematur;
- Intubasi dari bayi yang prematur;
- Malnutrisi selama kehamilan atau melahirkan;
- Selama kehamilan atau bayi yang mengkonsumsi obat-obat tertentu;
- Kekurangan vitamin A, C atau D atau fluor yang berlebihan; dan
- Penyakit kronis yang dialami anak ketika tahun pertama kehidupan.
Gejala Umum dan Tanda-Tanda Enamel Hypoplasia
- Bintik-bintik atau lekukan di permukaan gigi, hal ini umumnya mulai terbentuk selama perkembangan gigi susu dan disebabkan oleh masalah dengan sel-sel yang membentuk enamel.
Kepekaan gigi, hal ini membuat gigi sering sensitif terhadap sensasi panas dan dingin suatu makanan-minuman karena enamel yang tipis.
Gigi berlubang, jika gigi memiliki kualitas yang buruk atau enamel yang tipis akan rentan terhadap pembusukan, oleh karena itu enamel hypoplasia yang tidak segera ditangani akan mengalami lubang pada giginya.
Kasus enamel hypoplasia yang ringan biasanya hanya menimbulkan masalah estetik, namun jika tidak segera ditangani, enamel hypoplasia ini dapat menjadi parah dan menyebabkan komplikasi yang signifikan. Semakin kecil usia anak dengan enamel hypoplasia untuk segera ditangani akan meminimalisasi risiko terhadap karies gigi atau gangguan gigi lainnya seperti, sakit gigi, gigi patah, dan lainnya.
Perawatan pada Gigi dengan Enamel Hypoplasia
Sebaiknya berkunjung ke dokter gigi dilakukan sejak gigi anak pertama kali tumbuh, karena dari situ dokter gigi bisa menjelaskan mengenai kondisi gigi tersebut. Jika sudah
diketahui mengalami enamel hypoplasia ringan, perawatan sehari-hari bisa dilakukan dengan:
- Menjaga kebersihan gigi dan mulut, seperti menghindari makanan yang bergula;
- Sikat gigi dua kali sehari, pada pagi dan malam hari;
- Pada enamel hypoplasia yang ringan, bisa dengan menjalani perawatin fluoride secara rutin, pada batita bisa dengan menggunakan tooth mousse;
- Segera konsultasikan ke dokter gigi, atau untuk anak bisa ke dokter gigi spesialis anak untuk segera mendapatkan penanganan yang tepat.
Tujuan dari perawatan pada enamel hypoplasia ini untuk mengurangi sensitivitas gigi, memperkuat enamel, dan estetik.
Pengalaman Mengajak Anak Ke Dokter Gigi
Sebelum konsultasi dengan dokter gigi, disarankan untuk membuat appointment terlebih dahulu, setelah itu akan diberitahu waktu kedatangan kita. Sesampainya di Palapa Dentist, anak disambut oleh mainan perosotan yang ada di halaman depan. Dengan cepat, Banyu langsung menghampiri perosotan tersebut, tetapi saya tidak mengizinkan anak bermain sebelum selesai diperiksa oleh dokter gigi. Memasuki ruang tunggu, lagi-lagi anak disambut oleh ruang bermain anak yang ternyata banyak sekali mainannya di sana.
Sambil menunggu dipanggil untuk berkonsultasi, anak asik bermain. Karena ini pertama kalinya Banyu diperiksa oleh dokter gigi, meskipun saya sudah memberitahukan akan ke dokter gigi sejak jauh-jauh hari, namun ketika diperiksa Banyu sempat menangis. Hal ini wajar terjadi, apalagi dialami oleh anak usia di bawah dua tahun. Maka dari itu, sangat disarankan untuk memilih dokter gigi yang sabar dan ramah anak untuk mengurangi trauma pada anak. Setelah diperiksa oleh drg. Icha, Banyu mendapat mendapat hadiah mobil-mobilan berwarna cokelat. Banyu senang sekali dan sempat tidak mau pulang karena keasikan bermain perosotan di halaman kliniknya.
Ah Awu…!!
Oh iya, bagi yang ingin ke Palapa Dentist berikut saya berikan informasinya:
Palapa Dentist, Jalan Palapa I No.4, Pasar Minggu, Jakarta Selatan
Telp. (021) 7806291/29048890/29048891
Whatsapp 081312201681
Biaya Pendaftaran Rp. 25.000,-
Biaya Konsultasi sekitar Rp. 200.000,- an
Referensi:
-
P.W. Caufield, Y. Li, T.G. Bromage. Hypoplasia-associated Severe Early Childhood Caries – A Proposed Definition (online) https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3348067/ diakses pada tanggal 5 April 2018)
[…] Baca Selengkapnya […]