Kali ini di Sabtu sore aku mengikuti acara dari Orami Moms Community. Sebelumnya, ada yang tau apa itu Orami Moms Community? Jadi Orami membuat grup Whatsapp yang diperuntukan kepada para perempuan dengan berbagai pilihan seperti Pregnant Moms; Newborn Moms, Toddler Moms; Working Moms; Mompreneur; dan juga Mom with Special Kids. Melalui komunitas ini kita bisa terhubung dengan para perempuan yang memiliki minat/kebutuhan serupa. Di Orami Moms Community ini aku memilih untuk tergabung di grup Whatsapp Mompreneur, dimana aku bisa belajar mengenai bisnis, dan berkenalan dengan mompreneur lainnya. Selain itu bonusnya aku jadi mendapat info seputar promo diskon, kuis, tips, live chat langsung dengan expert, dan juga event-event menarik dan gratis dari Orami.

Seperti yang aku hadiri ini, Kopdar Orami Mompreneur yang membahas mengenai “Smartphone Food and Product Photography for Your Business”. Tema ini sangat bermanfaat untuk para Mompreneur dalam mendukung bisnisnya dari segi tampilan barang yang akan dijualnya. Narasumber dari acara ini yakni Rika Dinarjanti, selain memiliki foto-foto kece di Instagram nya (@rika_dinarjanti), beliau juga menjadi admin di Instagram @cekrek.asyik, silahkan di follow ya 😉

Lalu, apa ilmu yang aku dapat dari acara ini? Belajar tentang foto produk dagangan kita, khususnya produk makanan dan minuman ditampilkan melalui media sosial, seperti Instagram, Facebook, dan lainnya. Di sini aku akan membahas secara singkat mengenai foto produk yang aku pelajari dari acara ini.

Fotografi
Rika Dinarjanti menjelaskan bahwa fotografi berasal dari kata photos yang berarti cahaya dan graphos yang berarti lukisan/cahaya. Jadi fotografi itu melukis dengan cahaya, sehingga fotografi tidak bisa dilakukan tanpa adanya cahaya. Artinya, dengan setitik cahaya dari lilin pun bisa menghasilkan sebuah foto.

Pada prinsipnya, untuk menjadi seorang fotografer setidaknya harus menguasai teknik dasar fotografi segitiga exposure (exposure triangle). Ini merupakan suatu cara yang efektif untuk mendeskripsikan relasi antara ketiga komponen dari exposure, seperti:

  1. ISO, yang merupakan kesensitifan sensor digital dalam menangkap cahaya. Ini berfungsi untuk mengontrol cahaya dan mengontrol kepadatan hasil foto, jadi jika ISO rendah maka hasil foto menjadi padat namun jika ISO tinggi maka hasil foto menjadi noise (grainy).
  2. Sutter Speed, yang berfungsi untuk mengontrol cahaya masuk ke dalam kamera dengan mengatur waktu dan gerakan.
  3. Aperture, yang berfungsi untuk mengontrol cahaya melalui besar atau kecilnya lubang yang mengizinkan masuk ke daam kamera, mengontrol ruang tajam atau depth of field.

Belajar Foto
Hal utama yang menjadi kunci seorang fotografer adalah passion. Yups, passion itu pening karena tanpa passion hampir mustahil melakukan sebuah hasil dengan sempurna. Selain itu, fotografer juga musti memiliki konsep dalam mengambil sebuah gambar, karena konsep ini ibarat kerangka dalam memulai proses foto. Sehingga dari konsep ini akan berkembang menjadi sebuah cerita di dalam foto sesuai dengan yang kita inginkan, baik itu dari sisi cahaya, properti pendukung dan elemen-elemen lainnya. Selanjutnya adalah komposisi dan warna agar dapat menghasilkan foto yang menarik.

Dari pengaturan komposisi ini akan mengemas foto terlihat lebih dinamis dan serasi. Komposisi 80% adalah elemen penting dalam memberi kesan pada setiap karya foto dan dari komposisi akan menjadi cermin kepribadian si fotografer tersebut. Ada beberapa komposisi umum, seperti:

Tidak hanya itu saja, komposisi dalam fotografi juga didukung oleh elemen atau unsur penting, seperti garis; bentuk; dan tekstur. Warna juga menjadi komponen penting dalam fotografi, maka sebaiknya kita memahami beberapa pengaruh warna terhadap komposisi foto secara keseluruhan, seperti warna primer yakni merah; biru; kuning, dan warna sekunder yang merupakan campuran dari warna-warna primer.

Masih ingat mengenai definisi yang dibahas sebelumnya mengenai fotografi? Betul, jawabannya cahaya. Nah, untuk mendapatkan foto yang menarik, kita juga musti paham mengenai teknik pencahayaan (lighting), seperti cahaya samping yang jika cahaya diambil dari samping kanan maka reflector berada di samping kiri untuk memantulkan sinar ke arah bagian obyek yang tidak terkena cahaya. Begitu pula sebaliknya. Contoh reflector seperti lembar menu, majalah, kertas berwarna putih. Adapula cahaya dari belakang, maka reflector diletakkan di hadapan obyek.

Dalam fotografi, seorang fotografer juga musti mempelajari sudut pengambilan foto (angle), seperti contohnya:

  1. Eye angle, dimana posisi mata kita sewaktu mengambil gambar sejajar dengan obyek. Lalu memilih background yang berteksur untuk foto digital kamera/mirroless, dan background yang tidak bercorak ramai untuk foto dengan handphone agar tetap stand out.
  2. Angle 450/High Angle/Normal Angel, flatlay merupakan sebuah teknik fotografi yang dilakukan dengan mengambil foto pada obyek yang rata dengan permukaan sehingga menghasilkan foto dengan kesan two dimensional angle. Flatlay ini merupakan angle yang paling cocok dengan menggunakan ponsel sehingga bisa menghasilkan foto yang menarik. Jadi ketika mengambil foto dengan teknik ini waktu mengambil gambar posisinya tegak lurus dari atas obyek dengan warna pelengkap yang tidak jauh lebih menonjol dibanding obyek utama. Jadi usahakan warna setema/bergradasi sehingga terlihat menarik, jika menggunakan pelengkap yang berukuran besar seperti tas, majalah, pot maka tidak perlu semua bagiannya masuk ke dalam frame.

Itu tadi singkat ilmu mengenai foto produk yang aku dapatkan dari Kopdar Orami Mompreneur. Semoga bermanfaat 😀

Share: