Pandemi Covid-19 berdampak besar bagi dunia pendidikan di Indonesia. Sebelum pandemi melanda, bangunan fisik sekolah menjadi hal yang sangat penting bagi keberlangsungan kegiatan belajar mengajar. Setelah pandemi, hal tersebut tak lagi menjadi kebutuhan utama. Kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan dari rumah, melalui gawai yang terkoneksi internet. Para guru dan peserta didik yang biasanya bertatap muka langsung dalam kegiatan belajar mengajar, dipaksa untuk melakukan kegiatan belajar mengajar secara daring, gegar belajar. Dalam riset yang dilakukan Kemendikbudristek (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi), smartparents dapat melihat bahwa kegiatan belajar mengajar selama pandemi Covid-19 telah menimbulkan learning loss (kehilangan pembelajaran) literasi dan numerasi yang sangat signifikan.
Kemendikbudristek merespon cepat fenomena learning loss ini dengan menyusun Kurikulum Prototipe sebagai bagian dari kurikulum nasional, tujuannya untuk mendorong pemulihan pembelajaran di masa pandemi, sehingga dampak learning loss pada peserta didik dapat berkurang. Selanjutnya, di tahun 2022, Nadiem Makarim, Mendikbudristek (Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi) meluncurkan Merdeka Belajar Episode 15: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar. Di sinilah, Kurikulum Merdeka menggantikan Kurikulum Prototipe.
Rembuk Komunitas
Pada 24 Mei 2022, Komunitas Merdeka Belajar menginisiasi kegiatan Rembuk Komunitas yang dilaksanakan hybrid secara daring di Gedung Pertemuan Tribata Dharmawangsa Jakarta Selatan dan luring melalui aplikasi Zoom dan Youtube. Acara ini bertema “Bergerak Bersama, Berdaya Bersama.” Hadir sebagai pembicara utama, Mendikbudristek Nadiem Makarim, serta narasumber lainnya yaitu Barry Mikhael CS (Content Manager Platform Merdeka Mengajar); Titien Suprihatien (SMPN 11 Kabupaten Batanghari, Jambi); Rafid Mahlul (Leader Projects NGO International); Muhammad Faisal (Fasilitator Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka); Mona Ratuliu (Founder ParenThink); dan Rosa Adelina (Ketua Program Ibu Penggerak).
Tujuan Rembuk Komunitas
Acara Rembuk Komunitas hadir dengan beberapa tujuan, yakni:
- Mendorong aksi kolaboratif serentak dari kalangan guru, mahasiswa, dan orang tua dalam memberdayakan program Merdeka Belajar Kemendikbudristek demi meningkatnya mutu pendidikan di Indonesia.
- Mensosialisasikan program Merdeka Belajar secara masif hingga keakar rumput.
- Menyebarluaskan informasi yang tepat dan terpercaya terkait kebijakan-kebijakan Kemendikbudristek, khususnya terobosan Merdeka Belajar.
Komunitas Merdeka Belajar merupakan bentuk kolaborasi dari para guru di Komunitas Kami Pengajar, para orang tua di Sidina Community, dan para pelajar di Komunitas Pemuda Pelajar Merdeka. Komunitas Merdeka Belajar terbentuk sebagai implementasi dari Kurikulum Merdeka. Dalam acara Rembuk Komunitas, Nadiem Makarim, mengatakan dukungan yang diberikan oleh perwakilan forum guru, mahasiswa, dan orang tua terhadap Merdeka Belajar akan semakin mempercepat transformasi kualitas pendidikan nasional menuju masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan. Dalam hal ini, Komunitas Merdeka Belajar telah mengambil peran yang tidak hanya besar, tetapi juga penting dalam transformasi pendidikan di Indonesia.
Sebagai salah satu orang tua yang tergabung di Sidina Community dan menjadi peserta dalam Rembuk Komunitas, aku sangat senang dan bangga karena orang tua juga diberi ruang sehingga dapat turut andil dan ambil bagian dalam transformasi sistem pendidikan di Indonesia. Aku ingat sekali, dalam acara Rembuk Komunitas ini, Nadiem Makarim yang akrab disapa Mas Menteri mengatakan, “Tanpa Ibu dan Bapak, dan teman-teman semua, saya tidak yakin kita akan sampai dititik ini. Berhasil melewati pandemi dan memimpin pemulihan Bersama.” Komunitas Merdeka Belajar merupakan garda terdepan dalam Gerakan Merdeka Belajar. Hanya dengan peran aktif komunitas, program Merdeka Belajar dapat terwujud dengan baik.
Pada kesempatan ini, Mas Menteri menerima rekomendasi dari Komunitas Kami Pengajar, Sidina Community, dan juga Komunitas Pemuda Pelajar Merdeka terkait dengan program Merdeka Belajar.
Rekomendasi dari Komunitas Kami Pengajar
Rekomendasi pertama disampaikan oleh Koordinator Regional Bali Nusa Tenggara Komunitas Kami Pengajar, Ibu Luh Eka Yanthi. Beliau menyampaikan bahwa Merdeka Belajar menjadi kunci sukses dalam pemulihan pendidikan, khususnya setelah pandemi. Komunitas Kami Pengajar berharap Kemendikbudristek untuk selalu melibatkan komunitas guru dan sekolah dalam menyukseskan implementasi program Merdeka Belajar di seluruh satuan pendidikan di Indonesia. Guru juga mampu mengejar ketertinggalan dan memenuhi kebutuhan siswa sehingga membuka ruang bagi siswa kreatif, menjadi model Merdeka Belajar. Selanjutnya, sinergi Guru Penggerak dan Sekolah Penggerak, komunitas guru sangat diperlukan agar program Merdeka Belajar bisa menjadi sebuah gerakan besar untuk perubahan mutu pendidikan.
Rekomendasi dari Komunitas Pemuda Pelajar Merdeka
Rekomendasi kedua disampaikan oleh Koordinator Nasional Komunitas Pemuda Pelajar Merdeka, Rizal Maula. Komunitas Pemuda Pelajar Merdeka berharap Kemendikbudristek dapat memberikan dukungan program Mahasiswa Penggerak agar bisa memberikan dampak yang lebih luas. Serta, alumni Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) bisa diajak untuk bergerak bersama dalam menyukseskan Merdeka Belajar di tingkat perguruan tinggi.
Rekomendasi dari Sidina Community
Rekomendasi ketiga disampaikan oleh Founder Sidina Community, Ibu Susi Sukaesih. Sidina Community berharap agar Sidina Community sebagai komunitas mendorong orang tua untuk aktif terlibat dalam sosialisasi dan penerapan Merdeka Belajar dengan dukungan dari Kemendikbudristek sehingga Merdeka Belajar bisa menjadi gerakan semua orang tua. Selain itu, Kemendikbudristek memberikan ruang kolaborasi yang lebih besar untuk para orang tua terlibat dalam berbagai program pemajuan pendidikan.
Setelah menerima semua rekomendasi tersebut, Mas Menteri menyampaikan bahwa keterlibatan semua pihak dapat mendorong terwujudnya Merdeka Belajar yang bertujuan generasi mendatang menjadi Pelajar Pancasila yang berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mandiri, gotong royong, bernalar kritis, dan kreatif.
Bergabung dalam Sidina Community dan mengikuti Pelatihan Ibu Penggerak Batch II, membuka wawasanku tentang Merdeka Belajar. Menurutku, keluarga memainkan peranan utama dalam pendidikan, sebab di dalam keluargalah seseorang pertama kali mendapatkan pendidikan dan bimbingan.
Info selengkapnya tentang Merdeka Belajar dapat diakses pada kanal-kanal berikut:
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan pengaduan dapat ke ult.kemdikbud.go.id
#KomunitasMerdekaBelajar
#BergerakBerdayaBersama
Merdeka belajar tuh intinya gimana sih? Aku masih gak begitu paham, soalnya anak² sekolah di sekitarku kayaknya belajarnya ya gitu² aja, ngerjain PR/LKS tiap hari
Awal pandemi lalu, rasanya emang banyak lost control urusan belajar. Berharap hasil dari rembuk komunitas ini bisa menjadi solusi untuk lebih mencerdaskan masa depan bangsa.
Kalau bersama komunitas enak ya mau Merdeka Belajar , karena dilakukan bersama-sama, bisa saling support dan bantu dibandingkan kalau dilakukan sendiri lebih sulit kan
Mudah-mudahan rekomendasinya dapat diterima mas menteri dan bisa juga diimplementasikan kedepannya
Menarik nih campaign barunya kemendikbud, bikin anak makin suka belajar
Duh pak menteri dan temen2 Kemendikbud akhirnya bikin event bagusbbanget. Gerakan supaya orang tua juga terlibat dalam pendidikan 😍
Aku salah satu yang senang dengan adanya program merdeka belajar ini, pelan oela, cara belajar konvensional di masa lalu mulai dimodifikasi sehingga lebih ramah bagi anak, dan anak pun merasa belajar itu selalu menyenangkan, bukan sesuatu yang membosankan 🙂 saluut sama gerakan yang terus diupayakan oleh Kemendikbudristek